Selasa, 26 November 2013

History of Closehead

Tentang Closehead
“..seiring berjalannya waktu, kualitas musik yang disajikan CloseHead pun mengalami perkembangan yang sangat baik.”

PERSONIL

Nama Lengkap: M. Farid Azhari
Panggilan: Aid
Posisi: Gitar / Vocal

Nama Lengkap: Asep Yulamlam
Panggilan: LamLam
Posisi: Bass / Vocal

Nama Lengkap: Sylvan Roderick Mandagi
Panggilan: Ijan
Posisi: Drum

CloseHead dibentuk pada tanggal 18 Januari 1997, bermula dari ide sekelompok anak muda penuh semangat yang menyukai musik yang beraliran Melodic Punk, maka terbentuklah sebuah band yang bernama CloseHead.Pada awal terbentuknya, CloseHead banyak dipengaruhi oleh band-band luar yang ber-genre Melodic Punk seperti Not Available, MXPX, Blink 182, dan band lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu, CloseHead mulai menciptakan lagu-lagunya sendiri dengan harapan semua orang dapat menerima lagu-lagu yang mereka ciptakan. Dalam perkembangannya untuk menciptakan suatu band yang solid, CloseHead banyak melakukan beberapa perombakan dalam segi formasi band. Terhitung selama kurang lebih 6 tahun telah, terjadi pergantian personil sebanyak 5 kali, yang membuat musikalitas mereka berkembang menuju titik yang solid.
Setelah melalui berbagai perkembangan musik khususnya di kota Bandung dan tampil dalam berbagai event musik, CloseHead mulai mencoba menampilkan warna musik mereka sendiri. Dan setelah mengikuti beberapa kompilasi yang bergenre Melodic Punk di Bandung, CloseHead akhirnya menghasilkan sebuah mini album (EP) yang dirilis pada bulan Juli 2002 oleh My Own Deck Records dengan menampilkan 5 lagu andalannya.
Dan di Bandung sendiri, lagu CloseHead telah masuk dalam request line beberapa radio swasta terkemuka di Bandung, dan sebuah lagu CloseHead yang bertitle ”Eat My Holiday” sempat menjadi top chart Indie di sebuah radio swasta terkemuka di kota Bandung. Pada pertengahan tahun 2007,  CloseHead mengeluarkan Split Album bertitle “DiscoPunkHead”, dan sebuah single-nya berjudul “Berdiri Teman” kembali masuk top request line radio-radio swasta terkemuka di Bandung dan bertahan hingga tahun 2008 yang kemudian dilanjutkan dengan Kompilasi Nu Buzz Prambors Juli 2008. Saat ini CloseHead sedang dalam proses pembuatan full album-nya.
Adapun visi dan misi CloseHead sendiri adalah menjadikan musik sebagai suatu warna kehidupan yang mampu berperan sebagai pelengkap kebutuhan hidup manusia, menampilkan musik yang bisa diterima oleh semua kalangan serta mampu menghibur, khususnya kalangan muda yang banyak mengalami dinamika perkembangan zaman dan menampilkan performa terbaik bagi para pendengar  CloseHead baik dalam live stages maupun dalam karya musik (materi lagu) yang  CloseHead hasilkan.


Rabu, 06 November 2013

History of Billfold

BILLFOLD adalah pop punk hardcore band berasal dari Bandung yang terbentuk di awal tahun 2010. Band ini merupakan sebuah project baru dari Gania Alianda bersama Pam, Anga dan Ferin. Mereka mencoba untuk membuat suasana baru di belantika musik Indonesia, dengan front line wanita di dalamnya. Mencoba memainkan musik hardcore dengan beat punk yang ciamik dan easy listening, mereka menggemari musik-musik poppunk hc amerika seperti daggermouth , set your goal, four years strong dan band band gelombang baru easycore amerika namun tetap mempertahankan set beat punks / hc lama seperti, h20,shelter hingga warzone.


Info umum : 
Genre : Hardcore/Punk/Rock
Lokasi : Bandung, Indonesia
Label Rekaman : Young Blood Recs
Tipe Label : Indie
Personil Billfold :
Alianda Gania (Vokal)
Pam Alayubi (Drums)
Ferin (Bass)
Angga (Gitar)

Gania alianda sebelumnya sudah memiliki band hardcore yang dijalankan bersama kakaknya hingga menyanyi dalam single “supergirl “ bersama rosemary namun di dalam band ini suara merdunya kurang terdengar karna suara lantang dengan lirik lirik protes ala punk anak muda akan terdengar di setiap baitnya. Dan seorang drummer yang flamboyant sempat membentuk band happy hardcore bersama gangs lamanya, dan masih aktif dengan band oi! dan ska nya,dia memberikan beat beat punk yang ciamik di band ini.

Posisi guitar di isi oleh seorang guitaris band hardcore asia minor, dia adalah angga seorang pekerja keras yang membuat komposisi guitar kasar dalam band ini. Dan seorang wanita bernama Ferrin ini memainkan bass di band hardcore asal barat bandung yg bernama strike first dan mencoba peruntungan bermusik di tahun 2010 karena bisnis yang dia jalani gagal ditengah jalan.

Single pertama billfold di keluarkan pada bulan desember 2010 kemarin berjudul “destroyed without hesitation “ bercerita tentang seseorang yang ingin sekali membuktiakan bahwa sebenarnya dia mampu menghancurkan musuhnya tanpa rasa takut .Dan lagu ini pun mendapat respon baik, terbukti dari komentar yang di berikan oleh teman teman di jejaring social facebook dan twitter. Dan masuk ke dalam chart beberapa acara indie di radio-radio lokal di bandung . dan mereka pun berencana untuk merilis single pertamanya di bulan ketiga tahun 2011 ini berisikan 4 lagu yg bercerita tentang keadaan alam, pertemanan, keadaan social di sekeliling mereka dan sedikit nuansa protes tentang keadaan politik pemerintahan di negri ini. Mini album mereka akan di rilis oleh record label mereka sendiri yang bernama young blood music.

History of Revenge The Fate

      
 REVENGE THE FATE dibentuk pada 5 Juli 2009. Sampai sekarang dengan formasi :

- Anggi (Vocals)
- Sona (Bass, Vocals)
- Richi (Guitar)
-Chikal (Guitar)
- Zaky (Drums)

Genre mereka adalah Deathcore /Metalcore. Nama Revenge The Fate memiliki filsafat, Ini adalah tentang ambisi untuk mengubah nasib buruk menjadi lebih baik. Pada Desember 2010 band ini merilis album demo mereka dengan lima lagu, Ambisi, Poseidon, All Broke By Hate, The End Of My Heart, dan Departure Of Assiah. Dan pada tahun 2011 mereka mengaeluarkan sigle berjudul Damascus.

Pictures :



Senin, 04 November 2013

History of Dead Squad


Deadsquad yang berdiri sejak bulan Februari 2006 merupakan band project dari Stevi Item Ex Step Forward (Gitar), Ricky Seringai & Step Forward (Gitar) , Boni Ex – Tengkorak (Bass) dan Andyan Ex – Siksa Kubur (Drum). Mereka memainkan lagu2 dari band oldschool metal seperti Slayer, Anthrax, Pantera dan Sepultura.
Sayang, karena kesibukannya di Seringai, Step Forward dan pekerjaannya di sebuah majalah, Ricky terpaksa mengundurkan diri. Posisinya kemudian diisi oleh Prisa Ex – Zala, sementara di posisi vokalis masuklah Alexander (Babal). Karena sibuk dengan album solonya, bulan Juli 2008 Prisa juga mengundurkan diri.
Setelah beberapa bulan berjalan dengan konsep 1 gitar, akhirnya pada bulan Oktober 2008 Deadsquad menemukan sosok seorang gitaris yaitu Coki Bollemeyer yang notabene merupakan gitaris NETRAL. Pada bulan yang sama Daniel (Abolish Conception) juga bergabung menggantikan Babal di posisi vokalis.
Dengan armada Daniel (Vocal), Stevi (Gita ), Coki (Gitar), Boni (Bass) dan Andyan (Drum), Deadsquad akhirnya merampungkan album perdananya, Horror Vision. Album ini dirilis pada tanggal 9 Maret 2009, bertepatan dengan konser Lamb Of God di Jakarta dimana DEADSQUAD tampil sebagai band pembuka.
Konsep musik Deadsquad dengan line terbaru ini lebih kearah Technical Death Metal dengan influence band seperti : Spawn Of Possession, Necrophagist, Suffocation, Decrepit Birth, Visceral Bleeding, Disavowed & Nile.

History of Last Kiss From Avelin


Awal berdirinya LAST KISS FROM AVELIN pada tanggal 9 desember 2009, band projectkan , anjjar, dan riffal yg awalnya bernama SCARED OF MOM ini beranggotakan hanya 3 orang dengan formasi sebagai berikut :
Wiell – guitar and back vocal, anjjar – bass and vocal, dan riffal – drum, sehingga membentuk suatu band yang mengambil jalur screamo/post hardcore sebagai kiblat nya. Dalam perjalanannya LAST KISS FROM AVELIN banyak ter-influence band luar seperti SAOSIN dan sering membawa kan lagu-lagu mereka, selain itu LAST KISS FROM AVELIN juga membawa kan lagu-lagu karya LAST KISS FROM AVELIN sendiri.
Sekitar pertengahan desember LAST KISS FROM AVELIN memutuskan menambah 2 personil untuk mengisi posisi vocal dan gitar, agar wiell dan anjjar dapat fokus untuk bagianya masing masing, lalu anjjar mencarinya lewat situs jejaring sosial FRIENDSTER, hingga akhirnya posisi vocal di isi oleh ichall dan posisi gitar di isi oleh arie. Di tengah berjalannya LAST KISS FROM AVELIN, riffal (drumer) tiba-tiba memutuskan untuk hengkang dari band dikarena kan sibuk dengan pekerjaannya di luar kota. Line-up berubah kembali, Untuk mengisi kekurangan di posisi Drum akhirnya gege yg tidak lain adalah paman dari riffal, di ajak oleh anjjar untuk bergabung mengisi posisi Drum. Akhirnya setelah beberapa kali bergonta-ganti formasi, ini lah formasi LAST KISS FROM AVELIN : ichall – vocal, wiel – guitar, arie – guitar, anjjar – bass, dan gege – drum.

LAST KISS FROM AVELIN sering sekali mengisi acara acara di bandung, Selama Berjalan kurang dari satu tahun dalam bermusik , akhirnya LAST KISS FROM AVELIN menambah personel di vocal, LAST KISS FROM AVELIN sendiri merekrut ijhrael aswidin noor sebagai vocalis, yg tidak lain adalah teman kampus ichall. Dengan kreativitas yang tak terbatas LAST KISS FROM AVELIN berusaha untuk terus berkarya dari lagu mereka yang diantarnya : 1. Sesak dalam gelap 2. Untold unswer, but you keep asking ! 3. 31th december (incident in last night) yang di rilis pada pertengahan tahun 2010. Yang alhamdulillah lagu lagunya dapat diterima oleh publik, Hal itu terbukti dengan beberapa lagu yang sering ikut dinyanyikan oleh penonton seperti hits “sesak dalam gelap”.
Setelah berjalan satu tahun lebih, LAST KISS FROM AVELIN untuk kesekian kalinya kehilangan personelnya, yg kali ini arie (guitar) yg memutuskan untuk lebih giat bekerja dan iiep full (vocal – clean) hengkang karna lebih memilih solo projectnya. Seiring berjalanya waktu dan proses audisi untuk mengisi vocal, alhamdulillah LAST KISS FROM AVELIN menemukan sosok irman dan kumank yg menurut kita cukup untuk mengisi karakter vocal dan guitar di LAST KISS FROM AVELIN, dan dengan segera merilis 3 lagu baru yg berjudul 4. Sleepy town 5. When my wing was broken because of you dan yg terakhir berjudul 6. Avelin. Pada single terbaru ini LAST KISS FROM AVELIN terlihat lebih beda dalam segi musikalitas dan materi lagunya.
LAST KISS FROM AVELIN berharap dengan terus berjalannya band ini dapat membawa angin segar dalam perubahan musik di Indonesia yang terus berkembang. Adapun visi dan misi LAST KISS FROM AVELIN sendiri adalah menjadikan musik sebagai suatu warna kehidupan yang mampu berperan sebagai pelengkap kebutuhan hidup manusia, menampilkan musik yang bisa diterima oleh semua kalangan serta mampu menghibur, khususnya kalangan muda yang banyak mengalami dinamika perkembangan zaman dan menampilkan performa terbaik bagi para pendengar LAST KISS FROM AVELIN baik dalam live, stages, maupun dalam karya musik (materi lagu) yang LAST KISS FROM AVELIN hasilkan.
Thanks Our Supprot Us AVELIN STREETCORE, DEAD WITH FALERA, ANGSA SERIGALA, STRANGER, REFLECTIONS, BLEEDCHORUS, OUTPERFECT, FOR REVENGE, SWINDLE KILLER CLOTH!, 7 O’CLOCK APPAREL, GO! STUDIO, MURDER ON SESAME STREET, YUKY PENKEIK & CHOCOLATE BAR, STV ZIGGIE WIGGY LOCAL TV …

History of Rosemary

Rosemary adalah sebuah band punk yang didirikan oleh Indra Gatot pada tahun 1997. Selain Gatot, dalam line up pertama Rosemary tercatat juga nama Arie, sekarang vokalis Disconnected dan Sofi, sekarang personil Jolly Jumper. Setelah sempat berpartisipasi dalam kompilasi “Ticket To Ride” yang bertujuan mencari dana untuk membangun skatepark di Bandung pada tahun 1999, Rosemary mengalami kevakuman karena Gatot sibuk bertanding di kompetisi-kompetisi skateboard di berbagai kota. Tahun 2002, Gatot memutuskan untuk membangun kembali Rosemary dan mengajak Fajar (bass) dan Imam (drum). Tahun 2004, Imam mengundurkan diri dari band dan digantikan oleh Ahonk. Tak lama kemudian I’ink masuk dan line up Rosemary pun menjadi seperti yang kita kenal sekarang yaitu Indra Gatot (gitar/vocal), I’ink (gitar/vocal), Fajar (bass/backing vocal) dan Ahonk (drum).
Band yang terkenal dengan hits diantaranya yang berjudul Miracle, Punk Rock Show, Supergirl (feat Gania) dan yang hits single yang terbaru Friends ini yang diponggawai oleh Indra Gatot : vok/gitaris, Ahonk : Drummer, Fajar : Bassis dan Ink : vok/gitaris ini telah banyak mempengaruhi jiwa para remaja khsusnya di Kota Bandung dalam Skateboarding, apalagi sang Vokalis Indra Gatot adalah salah satu skateboarding yang terbaik di Indonesia. Para penggemarnya atau WARS ini sering ngumpul biasanya di daerah Dapla (Dago Plaza)
Selain kompilasi fenomenal Tiket To Ride, Rosemary cukup sering terlibat dalam berbagai kompilasi lainya seperti : Disorder of youth/1999 (Revolution Records), Beyond Good And Evil (No Label Records), dan barulah di tahun 2006 mereka merilis album pertamanya dibawah label Broken Board Records dengan tetap konsisten mengangkat materi subgenre dari punk rock, Skatepunk.

History of Blnk182

Blink 182 pertama kali dibentuk pada tahun 1992 di San Diego, California oleh trio personilnya yg bernama Mark Hoppus, Tom DeLonge, dan Scott Raynor. mereka sepakat untuk memainkan music POP PUNK sebagai identitas musik mereka.Mereka telah menjual lebih dari 27 juta copy album di seluruh dunia, bersama dengan drummer pertama mereka Scott Raynor . Blink-182 sukses merilis album perdana mereka, Cheshire Cat, pada tahun 1994 dan mendapatkan sukses menengah dengan album berikutnya, Dude Ranch, pada tahun 1997. Dude Ranch hingga saat ini tercatat telah terjual lebih dari satu juta keping . Hingga akhirnya Scott diketahui mengalami ketergantungan alkohol yang menyebabkan dia harus menjalani rehabilitasi
Tak mau berlama – lama Scott Raynor kemudian digantikan oleh Travis Barker (mantan drummer The Aquabats) pada pertengahan tour tahun 1998 . Setelah Travis masuk, karir mereka semakin melambung, Blink-182 mendapatkan sukses yang semakin besar pada tahun 1999 dengan penjualan album multi-platinum Enema of the State, yang mencapai posisi 9 di chart Billboard 200 yang terjual sampai lebih dari 10 juta kopi berkat singel "What's My Age Again" dan "All the Small Things" . Kemudian menjadikan All the Small Things sebagai lagu wajib bagi para anak muda seluruh dunia dan mendapatkan popularitas atas rasa humor mereka yang kurang sopan
Pada 2001 mereka merilis album Take Off Your Pants and Jacket dan berhasil mencapai posisi 1 di Amerika Serikat, Kanada, dan Jerman dan menjadikan nama mereka menjadi super band dunia dan menjadikan mereka sejajar dengan band - band top macam U2, Foo Fighter, dan The Cure. Tahun 1999 sampai 2002 mungkin bisa disebut sebagai tahun kejayaan dari Blink 182,karna berkat Album mereka Enema of the State dan Take Off Your Pants and Jacket menjadi puncak dari 14 tahun karir mereka di dunia musik . Kemudian muncullah album kelima mereka pada tahun 2003 dan merupakan titik perubahan gaya Blink-182, dengan mencampur unsur eksperimental dan suara pop punk khas mereka yang menghasilkan suara yang terdengar lebih dewasa.
Namun Tom DeLonge meninggalkan Blink-182 pada awal 2005 yang membuat reputasi Blink-182 berada dalam masa vakum Setelah itu, DeLonge membentuk band Angels & Airwaves sementara Hoppus dan Barker membentuk band +44. Pecahnya Blink 182 membuat para blinkers kecewa betapa tidak, mulai tahun 1992-2005 mereka berkarir dan sudah jadi awesome band punk, eh ujung-ujungnya malah bubar. Berikut saya akan menjelaskan kenapa Blink 182 bubar!

Inilah Hasil dari wawancara oleh stasiun tv swasta di New York kepada sang drummer Travis Barker yg telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia :

Rhythm : Perpecahan di blink 182 pasti membuatmu shock bro, bagaimana setelah lo bergabung di +44 sekarang?
Travis : Ceritanya sangat panjang , Saya akan bercerita dulu bagaimana Blink bisa pecah! Saat itu Blink telah melakukan tour keliling eropa, setelah kita pulang kemudian terjadi tsunami dan kita telah berjanji akan tampil menghibur para korban tsunami. pada hari dimana kita akan tampil, manajer memanggil Saya dan mark dan bilang kalo tom telah keluar dari band, dia tidak akan tampil di acara ini, dan kita tidak bisa menghubunginya baik lewat telpon ataupun email dan pada hari berikutnya hanya saya dan mark yang berlatih di studio tanpa kehadiran tom dan para official serta teman-teman disana bisa menerima dan sangat menyukainya dan mereka berkata "Ayo, kita tetap pada music kita dan gak peduli deh apa yang terjadi sekarang so teruskan aja deh hal ini". setelah itu band bentukan tom (angels and airwaves) meluncurkan album, saya dan mark shock tapi itulah yg terjadi. Hingga pada akhirnya kita berdua hanya menghabiskan waktu berdua di studio saya (studio famous) buat nulis lagu. saya menulis cord dan mencoba bermain keyboard, sedang mark bekerja pada drum dan mencari cordnya juga, yah memang hal yang berbeda dan nggak seperti biasanya kita lakukan (tapi tetep saya yang ngedrum sebenarnya ) so akhirnya kita putuskan ide untuk benar-benar punya studio senndiri dan memulai proyek baru dan kita berusaha menyelesaikan rekaman meski pada saat itu hanya 2 orang. mark dan saya jadi produser serta jerry finn jadi executive produser.

Sedikit petikan wawancara tsb bisa menggambarkan awal mula pecahnya band pop punk kelahiran san diego california ini.Sampai sekarang Mark dan Tom sama tidak ada komunikasi
Ketika tom diwawncarai akhir taon 2007 di KROQ dia menyatakan bahwa dia tidak mau membahas masa lalunya di Blink, dia enjoy di AvA.. dia merasa lebih baik disini.. dan dia nggak tau apakah dia bisa balik lagi bersama blink suatu saat, dia belum memikirkannya. Begitu pula dengan mark di wawancara aldercast 2007. mark menyatakan bahwa dia “nggak percaya bahwa blink telah bubar namun begitulah keadaanny, mau apalagi? “ Sekarang gw lebih konsen di +44 bersama travis dari pada memikirkan blink. kalaupun blink balik lagi saya juga tidak tahu itu kapan dan apakah bisa. tentang lagu no itsn't (bukan not itsn't boz koreksi dikit) memang benar lagu ini ditujukan buat tom katanya sangat jelas disini

Please understand,
This isn't just goodbye,
This is I can't stand you.

Intinya mark gak rela blink bubar lagu ini adalah lagu pertama yg dibuat demo dan diperdengarkan ketika awal website +44 dilaunch. Informasi awal +44 adalah 3 orang yaitu mark hoppus (bass), travis barker (drum) dan carol heller (gitar) tapi akhirnya carol memutuskan untuk berhenti karena lebih mementingkan anaknya yg masih kecil. carol diganti dengan craig fairbaugh dan shane galagher keduanya dari band mercy killers. keduanya merupakan teman lama mark dan travis bahkan craig juga merupakan gitaris di tour transplants (band project travis).

Akhirnya Blink 182 kembali bersatu pada Februari 2009 Dengan Album keenam mereka Neighborhoods, yg dirilis pada 27 September 2011

History of Burgerkill

Awal thn 93 setelah dikeluarkan dr sekolahnya terdahulu, akhirnya Eben hijrah ke Bdg dan masuk ke SMA 1 Ujungberung. Di SMA 1 Ujungberung Eben bertemu dgn Kimung adik kelasnya yg secara tampilan sangat berbeda dgn murid2 lainnya, Eben & Kimung adalah murid langganan tetap ruang BP (Bimbingan Penyuluhan) akibat segala macam ulah mereka di sekolah. Seragam yg di coret2 logo band kesukaan, tertangkap merokok sampai kejailan2 konyol jd alasan knp mereka jd langganan ruang BP. Dan Di ruang BP lah pertemanan Eben & Kimung di mulai, di situ mereka mulai sering berbagi cerita ttg musik2 yg mereka suka, Akhirnya thn 94 Eben & Kimung membentuk band Punk HC bernama Morning Crew yg mengcover lagu2 dr Minor Threat, 7 Seconds dll. Sekitar thn 94 Morning Crew sempat manggung di bbrp gigs di kota Bdg termasuk event Hullabalo 1 di GOR Saparua, Dikarenakan 2 org personil Morning Crew berdomisili di Jkt maka band ini sulit untuk lanjut & akhir thn 94 band ini pun bubar. Setelah Morning Crew bubar, Eben kembali mengajak Kimung membuat band baru. Kimung pun mengajak Ivan & Kudung teman sekelasnya, Akhirnya setelah berembuk mereka berempat sepakat menggunakan nama band yg di usulkan oleh Eben saat itu, yaitu Burgerkill. Dan tepatnya bulan Mei '95 Burgerkill resmi dibentuk, walaupun saat itu band ini hanya berstatus sbg band side project saja. Nama Burgerkill dipilih krn unik & berbeda dgn nama2 band Hardcore saat itu yg cenderung typikal spt band2 HC luar negeri Pd awal Burgerkill dibentuk Kimung msh bersama Sonic Torment & Ivan tergabung dgn Infamy bersama Ramdan, Dan saat itu juga Kudung msh menjadi pemain drum tetap di Forgotten itu sebabnya Burgerkill berstatus band side project. Awalnya Burgerkill byk mengcover band Oldskool HC spt Sick Of It All, Black Flag, Wide Awake, Insted & Gorilla Biscuit. Panggung pertama Burgerkill adalah acara tujuh belasan di Ujungberung & mereka dipaksa turun setelah lagu pertama dimainkan, Krn sekitar thn 95 scene HC Bdg blm seaktif scene HC Jkt maka Burgerkill lebih byk main di event2 Punk HC Jkt. Berkat support teman2 Eben di scene Jkt Burgerkill semakin sering manggung di Jkt walaupun hanya dibayar dgn 4 buah teh botol, Dgn patungan sbyk 20rb untuk membeli Solar mereka trs melakoni panggung2 di Jkt dgn menggunakan mobil Daihatsu Taft milik Eben. Ketika byknya tawaran manggung di Jkt, Kudung terpaksa mengundurkan diri krn hrs berkonsentrasi rekaman dgn Forgotten. Untuk mengisi posisi drum mereka bertiga mengajak Toto dr Analvomit yg sebelumnya jg bergabung bersama Ivan di Infamy. Bersama Toto, Burgerkill mulai berani menulis lagu sendiri. 'My Self' & 'Offered Sucks' adalah 2 lagu awal yg mereka ciptakan, 2 lagu tersebut sempat masuk di kaset kompilasi 'Breathless' rilisan Manifest Records yg digagas oleh Mr. @ArisMetalgodz. Awal thn 97 mereka merekam demo berisi 3 lagu, Revolt!, Offered Sucks & Myself di Palapa studio di Ujungberung secara Live. kaset kompilasi 'Breathless' itu hanya dicetak limited 500 pcs saja, Saat itu kaset demo 3 lagu Burgerkill diperbyk oleh mereka secara manual dgn Tape merk Polytron Double Deck sebyk 100pcs saja. Demo dgn cover foto kopian tsb mereka bagikan secara gratis lewat jalur Pos kpd teman2 di scene Jkt, Bdg, Singapore & Malaysia. Sampai saat ini kaset demo tsb menjd brg paling langka untuk didapat dan Arian ( vokalis SERINGAI ) masih memilikinya. Demo tsb mendpt respon positif dr byk komunitas Punk HC & Richard Eks-Pas Band mengajak Burgerkill ikut di proyek kompilasinya, Dan lagu Revolt! dipercaya menjadi lagu pembuka di CD kompilasi MasaIndahBangetSekaliPisan bersama Puppen, Full Of Hate dll. Dari situlah Burgerkill mulai sering manggung di event2 underground di kota Bdg yg saat itu di dominasi oleh band2 Death Metal, Sebagai band Hardcore yg tumbuh di komunitas Death Metal Ujungberung, awalnya Burgerkill kurang diterima di scene Ujungberung. Jasad, Forgotten, Infamy, Disinfected & Sonic Torment adalah bbrp band yg tumbuh di scene Ujungberung. Setelah mengikuti kompilasi MasaIndahBangetSekaliPisan Burgerkill semakin sering manggung di Bdg. Bbrp acara besar di GOR Saparua spt Bandung Underground, Hulaballo, Bandung Berisik & Gorong-Gorong sempat mereka cicipi, Sekitar thn 97 hampir setiap minggu Burgerkill manggung di Bdg & Jkt. Sampai akhirnya mereka merasa band ini hrs jd prioritas. Akhirnya awal thn 98 Ivan memutuskan keluar dr Infamy & di ikuti oleh Kimung yg jg mengundurkan diri dr Sonic Torment. Setelah merasa memiliki formasi yg solid, mereka kembali melanjutkan proses penulisan lagu2nya di Palapa Studio Ujungberung, Sakit Jiwa adalah salah satu lagu yg mereka ciptakan saat itu yg bercerita ttg seorang wanita kurang waras bernama Delores. Krn kurang waras Delores sering dilecehkan oleh org2 di sekitar Ujungberung, bahkan dia sempat hamil tanpa tau siapa pelakunya. Perlakuan org yg semena2 itu lah yg jd dasar ide isi lirik lagu Sakit Jiwa. "Biar hancur jd kotoran, ludahi aku bukan manusia". Setelah Sakit Jiwa, lahirlah lagu2 berikutnya seperti Rendah, Hancur & Blank Proudness yg byk terpengaruh band2 European HC. Lagu Blank Proudness sempat ikut di kompilasi Indepeden Rebel rilisan Aquarius Records bersama Jasad, Forgotten dll. Setelah terkumpul 10 lagu mereka memutuskan masuk studio rekaman 40124 milik Richard ( Eks-Pas Band ). Disebabkan keterbatasan dana jadwal rekaman hrs terputus2 & mereka hrs terus berpatungan untuk bs membayar sewa studio rekaman, Ditengah proses rekaman mereka sepakat untuk mengcover lagu Guilty of Being White dr Minor Threat & memasukannya ke dlm album. Kekaguman Ivan thdp sosok Ian McKaye ( vokalis Minor Threat ) sgt besar & band ini lah yg mempopulerkan istilah DIY (DoItYourself), Setelah memakan waktu hampir 1 thn akhirnya 11 lagu berhasil mereka rekam sebagai modal materi album perdana Burgerkill. Di album ini Robin ( Eks-Puppen ) & Adam ( Bassist Koil ) ikut mengisi bbrp part gitar di lagu Homeless Crew & Heal The Pain, Homeless Crew adalah lagu yg mereka dedikasikan untuk teman2 di scene Ujungberung yg telah membimbing mereka dlm hal bermusik. Akhirnya mereka berempat sepakat memberi titel "Dua Sisi" untuk album perdananya, "Dua Sisi" saat itu menggambarkan situasi di tubuh Burgerkill yg terbagi 2 kubu, yaitu kubu drugs & kubu anti drugs. Kubu drugs diisi Ivan & Kimung yg rutin mengkonsumsi drugs, sedangkan Eben yg br sembuh dr Liver nya & Toto di kubu anti drugs. Namun sekali lg krn minimnya dana album "Dua Sisi" terpaksa ditunda rilisnya & mereka kembali menunggu label yg mau merilisnya.  Awal thn 2000 Eben bertemu dgn @dadanketu pemilik Riotic Records yg sepakat untuk merilis album "Dua Sisi" dalam bentuk kaset. Dgn modal kepercayaan pertemanan & tanpa dilengkapi kontrak akhirnya pd Juni 2000 "Dua Sisi" resmi dirilis sebanyak 2000 kopi, Sayangnya saat "Dua Sisi" dirilis kondisi mental Kimung semakin parah krn drugs & trs memperburuk suasana di tubuh Burgerkill. Demi kebaikan Burgerkill akhirnya Kimung memutuskan untuk keluar & ini sempat membuat Ivan terpuruk krn ditinggal sahabatnya, ini foto terakhir Burgerkill bersama Kimung ( http://img.ly/86eB ). krn album "Dua Sisi" hanya dirilis 2000 pcs & ludes dlm waktu cepat, saat ini kasetnya sdh jd brg langka. Harga kaset bekas "Dua Sisi" dipasar loak skrg sampai 100rb & Daniel Mardhany ( vokalis DeadSquad ) msh memilikinya, Addy ( vokalis Forgotten ) juga ikut menjadi Backing Vocal di semua lagu di album "Dua Sisi". Ivan mengajak Addy sahabatnya dr kecil untuk menjd Backing Vocal di album "Dua Sisi", Saat album "Dua Sisi" dirilis kondisi scene Ujungberung (Uber) sedang sgt produktif, byk rilisan album yg lahir dr band2 Uber. Scene Uber jg sgt solid saat itu, setiap hari mereka kumpul sampai pagi di teras Bank Danamon di trotoar jl.Raya Ujungberung, Setiap kumpul mereka membahas perkembangan & berita2 seputar musik Underground sambil bertukar pinjam CD koleksi masing2. Lambat laun scene Uber semakin terbuka dgn segala genre musik selama itu layak untuk dikonsumsi, benar2 scene yg Open Minded!, Padahal saat itu scene Death Metal dgn scene Punk Bdg sdkt kurang harmonis, sering terjd gesekan di event2 di GOR Saparua Bdg. Walau dgn kondisi spt itu scene Uber tetap menjalin pertemanan dgn berbagai scene musik di kota Bdg hingga hari ini, setelah Kimung keluar, Ivan mulai jarang kumpul di scene Uber, dia lbh sering menghabiskan waktu bersama teman2 kampusnya. Sebagai mahasiswa jurusan Sastra Ivan semakin suka menulis, byk tulisan2nya yg dia ajukan kpd Eben untuk dijadikan lirik lagu, Kimung jg kuliah 1 kampus dgn Ivan di jurusan sastra & dia jg byk membantu Ivan dlm menulis lirik2 awal lagu Burgerkill. meskipun tanpa pemain Bass Eben, Ivan & Toto tetap melanjutkan proses kreatif penulisan lagu2 baru Burgerkill, Untuk menambah daya dobrak, Eben mengajak Ugum dr Disorder Lies untuk menjadi gitaris kedua di tubuh Burgerkill. Disorder Lies adalah band pertama Vicky sebelum bergabung dgn Heaven Fall & Balcony. Dan untuk mengisi posisi Bass Eben meminta bantuan Andris yg saat itu msh bermain drum di Forgotten & Naked Truth. Dgn formasi ini Burgerkill sempat merekam single 'Everlasting Hopes Neverending Pain' untuk kompilasi Ticket To Ride thn 2001. Titik perubahan cara penulisan lirik Ivan ada di lagu 'Everlasting Hopes..', dia mulai mengagumi sosok Jonathan Davis ( Vokalis Korn ). Ivan merasa byk lirik dr lagu2 Korn yg mewakili kejadian2 pahit di kehidupannya, mulai dr situ dia semakin akrab dgn drugs, Thn 2002 setelah berhasil mengumpulkan 9 lagu baru, mereka kembali masuk studio Bintang 41 untuk merekam materi album kedua. Penulisan lirik di album ke 2 Ivan byk dibantu Eben yg jg menulis lirik di bbrp lagu spt Berkarat, Hilang & Tiga Titik Hitam, Tiga Titik Hitam adalah lagu terakhir yg ditulis untuk album ke 2 & di lagu ini awal keterlibatan Agung di Burgerkill. Ide awal lagu Tiga Titik Hitam dicetus oleh Eben & sahabatnya Fadli ( vokalis Padi ) yg tertarik mengawinkan 2 genre musik yg berbeda, Awalnya Tiga Titik Hitam berformat akustik & saat menggarap lagu tsb Agung masih tergabung bersama Jeruji. Ketika proses rekaman album ke 2 hampir selesai Ugum terpaksa mengundurkan diri untuk konsentrasi pd pekerjaannya, Dina dr Homogenic juga ikut mengisi fill keyboard di lagu Resah Dera Jiwa. Setelah proses rekaman selesai secara mengejutkan mereka mendpt tawaran dr label major Sony Music untuk merilis album ke 2 nya, Setelah berunding mereka sepakat untuk sign kontrak dgn salah satu label major terbesar di Indonesia, Sony Music Entertainment. Dan demi fokus bersama Burgerkill, Andris & Agung memutuskan untuk keluar dr Forgotten & Jeruji. Akhirnya album ke 2 Burgerkill yg bertitel "Berkarat" resmi dirilis secara nasional oleh Sony Music Ent. pd bulan Januari 2004, setelah "Berkarat" resmi dirilis nasional oleh Sony Music Januari 04 Burgerkill mulai sibuk dgn kegiatan promo media di jkt. Ini adalah pengalaman pertama mereka melakukan promo di berbagai media cetak & elektronik Nasional di Jkt selama 1 minggu full, Byk hal baru yg dilakukan mulai dr foto session, intrvw koran, majalah, tv sampai manggung secara live di salah satu tv nasional. Bahkan mereka sempat main bersama Fadly secara live di acara Pesta Indosiar dlm rangka mempromosikan album "Berkarat", Burgerkill sempat di cap sbg pengkhianat underground oleh berbagai media krn bergabung dgn label major Sony Music. Tp bagi mereka tdk penting apa label di blkg sebuah album, yg penting adlh karya yg berkualitas & bisa di pertanggung jawabkan & Walaupun byk pro kontra, Burgerkill tetap yakin dgn keputusannya. Dgn harapan musik mereka bs didgr lebih luas secara nasional. Dgn bergabung bersama Sony Music, Burgerkill tercatat sbg band Hardcore pertama yg sign dgn sebuah label major di Indonesia, November 04 secara mengejutkan album "Berkarat" masuk dlm nominasi AMI Awards untuk kategori Best Metal Production. Akhirnya album "Berkarat" berhasil terpilih sebagai penerima AMI Awards 2004 untuk kategori Best Metal Production, dan ini foto pialanya ( http://img.ly/8e2H ). Untuk membantu promo album "Berkarat" mereka membuat 2 buah video klip untuk lagu "Terlilit Asa" & "Tiga Titik Hitam", Kedua video klip tersebut diproduksi di Bandung oleh rumah produksi Cerahati & disutradarai oleh @XonadNG. Semenjak bergabung dgn Sony Music, bersama Burgerkill Ivan selalu bermimpi untuk bs memperbaiki taraf hidupnya & keluarganya, Namun sayang krn kondisi kesehatannya, saat itu Ivan hrs mengeluarkan byk biaya untuk terapi penyakit paru2nya. Selama 1 tahun album "Berkarat" berhasil terjual sebyk 29.000 kopi di Indonesia & 6.700 kopi di Malaysia. Krn byknya permintaan terhadap album "Dua Sisi", maka Sony Music membeli hak edar album tersebut dr @dadanketu Riotic Records, Akhirnya Feb 05 album "Dua Sisi Repacked" dirilis Sony Music dgn menghilangkan lagu Minor Threat 'Guilty of Being White'. Setelah "Dua Sisi Repacked" dirilis mereka sempat mengalami hiatus bbrp saat krn kesibukan masing2 personil, Hingga akhirnya mereka kembali beraktifitas bersama di pertengahan 2005 untuk mengerjakan materi lagu album ke 3 Burgerkill. Last Escape, We Will Bleed, Shadow Of Sorrow & Angkuh adalah lagu2 awal yg mereka ciptakan & persiapkan untuk menjd demo awal, Tp sayang setelah demo live direkam Toto mengundurkan diri dr Burgerkill untuk berkonsentrasi dgn pekerjaan barunya. Krn dikejar jadwal oleh pihak label akhirnya tanpa pikir panjang Andris lngsng mengisi posisi drum yg ditinggalkan oleh Toto. Walaupun tanpa pemain Bass akhirnya Ebenz, Ivan, Agung & Andris sepakat untuk trs melanjutkan proyek album ke 3, Formasi ini trs berkonsentrasi selama 2 bln menggarap materi lagu2 berikutnya di Pieces Studio Uber milik Dani ( ex Jasad ). Saat itu penyakit paru2 & batuknya Ivan semakin parah hingga dia sering absen dr latihan krn hrs beristirahat, Setelah terkumpul 8 lagu akhirnya mereka merekam 4 lagu di Studio milik Niko BallerinaBand di kawasan Ujungberung. We Will Bleed, Shadow of Sorrow, Angkuh & Atur Aku menjadi demo awal Burgerkill untuk diberikan kpd pihak Sony Music, Atur Aku adalah lagu milik band Puppen yg diciptakan oleh @lowrobb & Arian yg di aransemen ulang oleh Burgerkill. Demo 4 lagu tsb mendpt respon positif dr Sony Music, namun pihak label tdk kunjung menentukan jadwal kpn mereka mulai rekaman, Sambil menanti kbr proses kreatif pun berlanjut, Darah Hitam Kebencian & Unblessing Life adlh 2 lagu terakhir yg di diciptakan. Sambil menunggu kbr dr label, mereka trs menghajar panggung2 & dibantu oleh Oteng dr Forgotten, Lagu2 baru yg mereka kenalkan kpd audience di respon dgn baik, hal tsb meyakinkan Burgerkill untuk segera merekam album ke 3. Hampir 4 bln tdk ada kbr dr label mengenai jadwal rekaman album ke 3, akhirnya mereka memutuskan untuk re-sign dr Sony Music. Proses re-sign dr label memakan waktu cukup lama, akhirnya Okt 2005 Burgerkill resmi tidak lg menjd artis Sony Music Indonesia, Selepas dr Sony Music mereka ngotot untuk merekam album ke 3 nya walaupun hrs mencari dana yg cukup besar untuk biaya rekaman. Akhirnya setelah menemukan investor, Ebenz memutuskan mendirikan Revolt Records & menjadi executive produser untuk album ke 3, Dan awal Februari 2006 Burgerkill memulai sesi rekaman album ke 3 di Massive Studio & diproduseri Yayat Ahdiat. Ini pertama kalinya Burgerkill melakukan sesi rekaman tanpa dilengkapi pemain Bass setelah Andris pindah ke posisi drum, Setelah merekam track drum sebyk 12 lagu, Andris juga mengisi semua track Bass di album 'Beyond Coma and Despair'. Di sesi gitar Eben & Agung byk bereksperimen untuk mencari sound yg pas dgn mencoba berbagai jenis amplifier & mic, Byk proses kreatif yg terjadi di studio, salah satunya aransemen akustik 'Anjing Tanah' yg dibuat di tengah2 sesi track gitar. Saat itu penyakit batuk Ivan semakin parah, bahkan mereka sempat ingin mengundur jadwal rekaman menunggu kondisi Ivan membaik, Namun setelah berembuk akhirnya Ivan sepakat untuk tetap melanjutkan proses take vocal walaupun kondisi tubuhnya blm fit. Sambil terbatuk2 dgn semangat tinggi Ivan ngotot membereskan tugasnya & saat itu blm semua lirik lagu selesai dikerjakannya, Bbrp lagu seperti Darah Hitam Kebencian, Unblessing Life & Anjing Tanah ditulis oleh Eben & Ivan di tengah sesi take vocal. Lirik lagu Anjing Tanah bercerita tentang kehidupan sex bebas & pelacuran, dan ini adalah lagu terakhir yg di take oleh Ivan, Selesai rekaman album ke 3 sambil menunggu proses mixing, mereka sempat melakukan tour di bbrp kota di Jawa Barat & Jawa Timur. Sepulang tour mereka melanjutkan proses akhir mixing & mastering album ke 3 di Massive Studio yg dikerjakan oleh yayat ahdiat. Sedangkan artwork cover album 'Beyond Coma...' dibuat oleh Eben dgn menampilkan ikon Skullguns sbg simbol baru Burgerkill. Satu minggu setelah master CD album 'Beyond Coma...' selesai, Burgerkill diundang untuk manggung di sebuah skatepark di Bdg. Di acara itu Ivan sempat mengeluh penyakit batuknya yg tdk berhenti dan juga rasa sakit di kepalanya yg semakin parah, Setelah acara di 18th Park (skatepark) Ivan sempat menghilang tanpa kabar selama satu minggu. Mereka sempat manggung tanpa Ivan di studio gig Gebeg Show & ini adalah gig pertama Ramdan ( ProphetiaAeon ) bersama Burgerkill. Keesokan harinya mereka mendpt kbr bahwa kondisi kesehatan Ivan semakin parah & membutuhkan perawatan intensif segera mungkin, Setelah dijemput di rmhnya mereka membawa Ivan ke Rumah Sakit untuk mendpt perawatan intensif & Ivan sempat koma selama 3 hari. Akhirnya setelah 3 hari di ruang ICU, Ivan meninggal dunia pd tgl 27 Juli 06 tepat 3 minggu sblm album 'Beyond Coma..' dirilis, Sblm meninggal Ivan sempat berpesan pd teman2nya di Burgerkill untuk trs maju & jgn pernah berhenti berjuang selama kita mampu. Setelah Ivan meninggal, semua tim Burgerkill sempat panik krn 3 minggu lg album 'Beyond Coma..' akan rilis & launching, Mereka terpaksa mencari vokalis sementara untuk acara launching album 'Beyond Coma..' yg sdh terlanjur dipublikasikan. Dlm kondisi berduka mereka trs berusaha tetap tegar & solid untuk melanjutkan rencana2 yg sdh disiapkan sblmnya, Setelah mencari akhirnya mereka dibantu oleh Yadi dr Motordead sbg vokalis sementara di acara launching album. Selama 2 minggu Eben, Andris, Ramdan, Agung & Yadi melakukan latihan intensif di rooms studio. Akhirnya tgl 20'08'06 di Dago Tea House Bdg acara perilisan album 'Beyond Coma..' digelar & 2000 pun tiket terjual habis, Malam yg bersejarah bagi Burgerkill ini dihiasi suasana haru & duka. Ini adalah panggung pertama mereka tanpa Ivan, Ditengah set konser, addy membacakan puisinya untuk Ivan & semua tim Burgerkill ikut menangis terbawa suasana. Di akhir set Burgerkill memainkan 'Sakit Jiwa' sbg persembahan terakhir untuk Ivan & semua Begundal ikut bernyanyi bersama. Setelah 'Beyond Coma..' dirilis Burgerkill sepakat untuk melanjutkan perjuangan & mimpi2 mereka walaupun tanpa Ivan, Mereka sadar band ini hrs terus maju meskipun tdk sedikit tantangan & tugas berat yg hrs dihadapi di ke depannya. Setelah album 'Beyond Coma..' dirilis Agustus 06, tawaran manggung untuk Burgerkill pun semakin byk, Ini merupakan PR besar buat mereka untuk mencari lg vokalis sementara krn Yadi berhalangan untuk lanjut. Akhirnya pilihan jatuh pd Teguh dr Right 88 yg kebetulan saat itu sanggup untuk mengikuti jadwal2 panggung Burgerkill, Awal Januari 07 Burgerkill mencoba menggelar Tour Promo di bbrp kota di Jawa Timur dibantu teman2 Kolektif Radiasi Malang. Kota Surabaya, Pandaan, Malang, Jember & Bali jd saksi tour pertama Burgerkill tanpa Ivan yg telah 11 thn bersama mereka, Syukurlah Tour Promo 'Beyond Coma..' berjalan lancar & formasi dadakan ini mendpt sambutan baik dr teman2 di kota2 tsb. Sepulang tour mereka sepakat untuk mengadakan audisi untuk mencari vokalis tetap berikutnya di tubuh Burgerkill, Bagi mereka Ivan memang tdk pernah bs tergantikan, namun mereka sadar untuk memulai kembali era baru bagi Burgerkill. Di audisi vokal ini mereka tdk mencari pengganti Ivan, krn mereka sadar tiap org memiliki kelebihan & karakter sendiri2, Saat itu mereka butuh seorang vokalis yg mau kerja keras & memiliki karakter baru sebagai suntikan segar di Burgerkill. Dr sekian byk demo yg masuk akhirnya terpilih 4 kandidat calon vokalis Burgerkill yg akan mengikuti bbrp tahapan audisi, Dan setelah melewati proses panjang audisi akhirnya mereka memilih Vicky dr Heaven Fall sebagai vokalis baru Burgerkill. Mereka membuktikan bahwa sekeras apapun cobaan yg datang pasti akan teratasi selama kita solid & mau trs berusaha, Akhirnya pd bln Mei 07 Vicky resmi bergabung & menjadi jenderal baru di atas panggung bersama Burgerkill. Semenjak Vicky bergabung Mei 2007, jadwal gigs Burgerkill pun semakin padat, Tdk sdkt pro & kontra thd gabung Vicky di band ini, bahkan hingga hari ini msh byk yg membanding2kan Ivan & Vicky. Namun bagi mereka Ivan & Vicky adalah 2 org yg memiliki talenta dgn segala macam kelebihan & kekurangannya, Bagi mereka Ivan adalah bagian penting dr sejarah Burgerkill & Vicky adalah bagian dr masa depan band ini. Akhirnya Ebenz, Andris, Agung, Ramdan & Vicky sepakat untuk melanjutkan perjalanan karir band ini. Dgn formasi baru ini Burgerkill mulai byk melakukan tour di Indonesia & mulai mencicipi panggung2 event2 besar, Dan formasi ini mendpt kesempatan melakukan tour di Australia Barat, Feb 2009 yg berakhir di Soundwave Festival. Soundwave adlh festival Rock terbesar di Australia & Burgerkill bermain 1 panggung dgn Lamb Of God, In Flames dll, Bendera Merah Putih selalu terpasang di setiap panggung mereka sebagai identitas & kebanggaan menjd perwakilan Indonesia. Perjalanan tour mereka berlanjut ke Malaysia & Singapura pd Mei 09 dan sambutan baik pun kembali mereka dptkan, Kbr baik datang di Jan 2010, Burgerkill mendpt tawaran tampil di festival musik terbesar di Australia, Big Day Out. Dan ke 2 kalinya Burgerkill menggelar tour di Australia & bermain di Big Day Out Fest bersama Fear Factory & Mastodon, Setelah kembali ke Indonesia Maret 2010, mereka mulai fokus di studio untuk menggarap materi lagu album ke 4. Pertengahan 2010 Burgerkill memulai sesi rekaman album ke 4 nya di Massive Studio bersama Yayat Ahdiat sbg produser, Akhirnya setelah melewati proses panjang & melelahkan, 10 lagu berhasil mereka rekam sebagai senjata baru di album ke 4 Dan mereka sepakat memberi titel 'Venomous' untuk album ke 4 nya, sebagai simbol bahwa band ini semakin berbahaya

History of Thirteen



Thirteen di bentuk pada pertengahan tahun 2006, Raynard dan Bobond bertemu dan ingin membuat sebuah project band yang berbeda dari yang sudah ada, dan ini lah formasi awal Thirteen itu sendiri. Adalah Raynard (scream / growl), Bobond (guitar), Echa (guitar), Dicky (Bass), Adit (drum), dan kemudian kita merasa butuh nuansa keys atau synth maka masuklah Rudy (Key / Synth). Awalnya bernama "Devil May Cry" tetapi karena nama tersebut merupakan nama sebuah game, jadi kita harus mencari nama lain. Dan pada saat itu lah nama kita berubah menjadi "Thirteen". Pada awal mula nya kita sering memainkan / mengcover lagu dari The Devil Wears Prada, Enter Shikari, Horse The Band, etc, maka dari itu secara tidak langsung mereka sangat mempengaruhi musik kita dalam membuat lagu walaupun masing masing personil mempunyai influence dan karakter bermain yg berbeda beda dan kita tidak membatasi masing masing personil dalam menuangkan ide membuat lagu. Seiring berjalanya waktu setelah release album perdana "It's All About Party, Music & Friendship" pada tahun 2008, Echa (guitar) keluar dari "Thirteen". Semenjak saat itu kita memutuskan untuk terus berjalan dengan formasi 5 orang, yaitu Raynard (scream / growl), Bobond (guitar), Dicky (bass), Rudy (keys / synth).

Pada pertengahan tahun 2009 Rudye (keys / synth) memutuskan keluar dari Thirteen dikarenakan ingin melanjutkan studi kuliah nya. Dan beberapa waktu kemudian kita menemukan 2 makhluk bumi lainya, yaitu Jodi (clean voc) yang juga vocalist dari "Define : Divine" , dan Eponk (keys / synth) "Cemetery Dance Club". Dengan formasi yang sekarang ini kita akan tetap memberikan warna musik yang berbeda, dengan tetap memasukan beberapa unsur musik seperti Metal, Post Hardcore, Emo, Screamo, Pop, Punk, Jazz, Disco, Trance, Drum & Bass, etc. Or you can called it “Whatevercore”.
Pertengahan Mei kemarin, salah satu band indie beraliran metal/experimenta/rock asal Jakarta, Thirteen, merilis album keduanya. Epidemic, nama album kedua dari band yang digawangi oleh Raynard (scream vocal), Jody (clean vocal), Dicky (bass), Bondry (guitar), Epong (keyboard/synth) dan Adit (drumm). “Epidemic sendiri artinya wabah. Intinya Thirteen mau menjadi wabah positif,” ujar Bondry, saat ditemui di Crooz, Jalan Duren Tiga Raya, bersama Epong dan Dicky, Sabtu (21/5) sore.


“Musik Thirteen sendiri tidak terpaku dengan satu genre saja. Jadi kita mencoba mewabah karena musik itu memang universal, untuk dinikmati, dan bukan untuk diperdebatkan,” jelas Dicky mengenai wabah positif yang dibawa Thirteen dalam album baru mereka. Sambil duduk santai, meskipun hanya bertiga, Bondry, Epong dan Dicky, menceritakan tentang cerita-cerita yang terjadi dalam keseharian Thirteen sampai rilisnya Epidemic.


Epidemic sendiri bercerita tentang kehidupan sehari-hari. Lirik-liriknya lebih merujuk kepada kehidupan anak-anak muda Indonesia dan keseharian yang personil Thirteen sendiri alami. Ada juga pandangan tentang hidup dan pandangan dari Thirteen sendiri. Lagu-lagu mereka dalam album ini juga berisi tentang semangat hidup. Selain itu juga berisi sindiran kepada orang-orang atau anak-anak muda yang suka mengatai band yang tidak mereka suka. Karena berbeda genre, berubah label, maupun aksi panggung yang berbeda dari dulu atau ketika band indie masuk ke band label dan berubah jadi sombong menurut mereka.



Dalam album mereka yang baru ini, Epidemic, terdapat dua musik akustik. “Kenapa ada musik akustiknya, lebih untuk banyak ragamnya aja. karena untuk mengeksplor Jody juga sih ya,” ujar Dicky. Lagu berbahasa Indonesia dalam album mereka kali ini ada empat lagu, yaitu Jakarta Story, Labil, Aku adalah Aku dan S.A.D.A (Sombong Angkuh Dan Arogan). Dalam album ini, Raynard masih memberikan scream vocal yang segar. Bila dipadukan dengan suara Jody, terdapat kesyahduan yang enak didengar. Meskipun lagu mereka termasuk dalam musik keras.



Perjalanan mereka memang bisa dibilang penuh perjuangan, apalagi selepas perginya Rudy. Kerasnya kehidupan di Jakarta, pergaulan yang berbagai macam ragamnya, serta pemerintahan yang membuat kehidupan di Jakarta menjadi penat, seperti terlukis dalam Jakarta Story, salah satu lagu di album Epidemic. “Dari sisi kita lagu ini menjelaskan ini loh Jakarta. Dulu Jakarta pernah menjadi kota yang tenang dan tidak terlalu ramai. Jadi Jakarta Story menggambarkan keadaan Jakarta sekarang,” tutur Dicky. Mereka pun menjelaskan kalau lagu ini memang bisa membuat persepsi orang berbeda-beda dalam memaknai Jakarta Story sendiri. Lagu yang pada awalnya dinyanyikan oleh Rudy, sebelum keluar dari Thirteen, kini dinyanyikan kembali oleh Jody.



Pemilihan Jody untuk menggantikan posisi clean vocal yang ditinggalkan oleh Rudy, sebenarnya mengembalikan konsep awal Thirteen, yang menginginkan vokalis perempuan di dalamnya. Konsep awal tersebut akhirnya direalisasikan dalam album Epidemic ini. “Mungkin awal-awal ketemu langsung cocok gitu,” jelas Bondry mengenai Jody. “Musikalitasnya juga cocok dan dia bisa sambil mengisi apa yang kita butuhkan. Intinya kecocokan sih,” tambah Dicky. Memang ketika posisi Rudy kosong dan digantikan oleh Jody timbul pro dan kontra, tentu saja mengenai kepergian Rudy. Namun, Thirteen tetap melaju dijalan yang mereka anggap ‘ini loh Thirteen sekarang’ dan mereka mengakui kalau Thirteen sekarang menjadi lebih berwarna.



Labil, merupakan salah satu lagu favorit Epong, Dicky dan Bondry. Kenapa? Karena menurut mereka lagu ini memiliki pesan untuk anak-anak muda yang berada dalam posisi labil. Menurut Dicky, cuma gara-gara berbeda genre musik saja bisa bertengkar. Pesan dari lagu ini pun berisi nasihat kepada orang-orang yang tidak menghargai musik maupun musisi yang sudah membuat sebuah karya, berupa lagu dari berbagai genre maupun gaya penampilannya di atas panggung. “Pesan di lagunya tuh dapet banget. jangan cuma bacot doang,” jelas Epong.



Kepergian Rudy meninggalkan posisi kosong di clean vocal dan keyboard. Jody sudah mengisi posisi clean vocal dan Epong kini sudah mengisi keyboard dan mengisi pulasynth. Jody dan Epong bergabung dengan Thirteen hampir bersamaan. Namun, bisa dibilang Epong lebih dulu membantu Thirteen sebagai additional dulu selama dua bulan, sebelum akhirnya resmi bergabung. “Sebenarnya malu-malunya. Ini kan lingkup baru, jadi ya menghilangkan rasa malu-malunya dulu,” kenang Epong ketika menceritakan masa-masa penyesuaian dirinya di Thirteen. Personil Thirteen yang membangun dari awal mengaku memilih Epong karena chemistrynya. “Ya itulah sialnya Thirteen, dapetnya gua,” canda Epong bersama Dicky dan Bondry, seraya tertawa. “Kebetulan dengan masuknya Synth jadi jauh beda sama yang lama, kita lebih suka gitu,” tambah Dicky.


Selepas Rudy pergi, memang tidak ada masalah dengan Thirteen. Pada akhirnya mereka tetap merilis album dengan tenaga baru, Jody dan Epong. Memang secara kerja sama Rudy sudah tidak bersama Thirteen lagi, tetapi untuk persahabatan, Thirteen dan Rudy masih tetap menjalinnya dengan baik. Bahkan menurut Epong, Thirteen dan Rudy sempat bermain bersama lagi di suatu acara di Jakarta. Ketika itu Rudy bernyanyi dan Epong bermain keyboard membawakan Jakarta Story. Bisa dibilang selepas Rudy pergi, Thirteen menjadi lebih banyak listenersnya. Meskipun masih tetap meninggalkan pro dan kontra. “Orang udah tau dia multitalented. Kalau gua sih ya, sesama musisi saling support aja,” ujar Epong. Rudy sendiri memutuskan untuk keluar dari Thirteen karena mengikuti tuntutan orang tuanya untuk melanjutkan kuliahnya. “Menurut gua Thirteen sekarang lebih berkembang. Lebih mengeksplor elemen-elemen yang sudah dieksplor sebelumnya. Saat gua keluar, mereka mencoba bukan untuk mengganti gua, tetapi mencoba untuk melebar,” ujar Rudy, di sela-sela waktu nongkrongnya di Crooz.



Rudy, yang saat ini sering membantu Killing Me Inside mengisi keyboard, sekarang lebih bangga kepada Thirteen yang terus melaju tanpa dirinya. Ia sendiri mengaku dalam pengerjaan album Epidemic ini turut membantu jalannya produksi. “Sekitar sekian 80 persen lah. Jadi untuk masalah album, gua udah recording, selesai. Terus saat gua keluar, di take ulang lagi dengan formasi Thirteen sekarang,” aku Rudy. Mengenai posisinya digantikan oleh Epong, Rudy mengatakan Thirteen menghasilkan karya yang berbeda. “Kalau menurtu gua sih ya, Thirteen yang ada sekarang ini bagus. Lebih solid,” jelas Rudy. “Menurut gua Thirteen yang sekarang lebih pas dengan karakternya Jody. Maksudnya, dia kan cewe ya, jadi udah bisa nyesuain dengan Thirteen sekarang,” tambah Rudy tentang Jody.



Memang dengan adanya Jody dan Epong, Thirteen seperti terlahir kembali. Melepas Rudy, Thirteen saat ini menjadi lebih berwarna dan mulai beranjak untuk meninggalkan baying-bayang Rudy. Apalagi dengan adanya Jody, konsep lama Thirteen untuk memiliki vokalis perempuan akhirnya terwujud. “Untuk jangka panjangnya ya, Thirteen go international yang pasti ya,” ujar Dicky. “Kaya Agnes Monica, emang dia doang yang boleh,” celetuk Epong. Alasan mereka untuk berkarya dalam Thirteen sendiri adalah karena mereka masih memiliki semangat dan karena masih banyak ide-ide yang masih belum dikeluarkan dalam musik mereka. “Karena Thirteen Army terutama,” sahut Epong. Bondry sendiri mengatakan,”Secara pribadi gua lebih kepada kepuasan sih, untuk itu Thirteen masih harus tetap ada.”


Kedepannya Thirteen akan terus berkarya dengan jalan mereka sendiri. Raynard, Jody, Adit, Epong, Dicky dan Bondry akan terus melangkah tanpa bayang-bayang Rudy. Dengan musik yang lebih beragam dan lebih berwarna, Thirteen siap menebar wabah positif yang penuh cerita dalam Epidemic.

FACEBOOK OFFICIAL FANS PAGE THIRTEEN : https://www.facebook.com/thirteenjkt


Profil band


Raynard Rahardja (Scream/Growl)

http://twitter.com/raynarddd
Jodie Melani (Clean Voc)

http://twitter.com/JdMln
Bondry Haryo Anabrang (Guitar)

http://twitter.com/bndry13
Dicky Suhandi (Bass)

http://twitter.com/dickyduqun13
Rizky Zulfian (Keys/Synth)

http://twitter.com/Eponk
Radityan Akbar (Drum)

http://twitter.com/radityanakbar

History of Rocket Rockers

91ca81d253e8720b795eb6a94ca1f38d_1_609325967l

Cikal bakal Band Rocket Rokers dimulai dengan nama Immorality President pada tahun 1998 dan di tahun 1999 lah nama Rocket Rockers ( RoRo ) mulai di pakai. Band yang pada mulanya sering menjadi pengisi acara malam kesenian anak SMA dan acara para skaters ini telah mengeluarkan 3 album yang masing-masing berjudul Soundtrack For Your Life ( 2002 ), Ras Bebas ( 2004 ) dan Hari Untukmu ( 2009 ). Salah satu Prestasi Band Rocket Rockers yang membanggakan adalah mereka menjadi satu-satunya band Indonesia yang masuk ke dalam sebuah film dokumenter punk se-dunia PUNKS NOT DEAD THE MOVIE: A Revolution 30 Years In the Making dan bergabung dengan band-band besar di dunia lainnya seperti NOFX, Sex Pistols, Minor Threat, Black Flag, The Ramones, Dead Kennedys, Rancid, Greenday hingga band-band masa kini seperti My Chemical Romance, The Used, Thrice, SUM 41, Good Charlotte, Story Of The Years dll.
Sebagai ucapan terima kasih atas kesetiaan fans mereka, Rocket Rokers membuat website resmi agar para fans mereka bisa berinteraksi secara langsung dan mengetahui perkembangan band kesayangan mereka ini secara lebih dekat. Dari informasi yang bisa kita lihat dalam website resmi mereka, Rocket Rockers sedang mempersiapkan album baru ke 4 disela-sela padatnya jadwal manngung mereka. Permintaan download lagu baru Band Rocket Rockers juga mengalami peningkatan yang cukup pesat dari waktu kewaktu. Hal tersebut karena didukung dengan beberapa penampilan Rocket Rockers pada acara musik Nasional seperti Dahsyat RCTI, Klik dan Planet Remaja ANTV, dan On The Spot Trans7. Ok deh untuk melengkapi tulisan mengenai Profil perjalanan Rocket Rockers, Achiles akan menghadirkan lirik salah satu lagu Rocket Rockers yang berjudul Ingin Hilang Ingatan

History of Bring Me The Horizon


Bring Me The Horizon diawali dengan pertemuan masing-masing personelnya di scene musik lokal d Sheffield. Awalnya, Oliver Sykes (vokal), dan Matt Nichols (drum), udah pernah ngeband bareng. Gitu juga dengan Lee Malia (gitar), dan Curtis Ward (gitar). Mereka berdua pernah ngeband bareng, di sebuah band cover version Metallica.

Matt, Lee, dan Curtis, udah berteman sebelumnya. Maklum, mereka adalah mahasiswa d kampus yang sama. Berangkat dari ketertarikan musik yang sama, mereka akhirnya memutuskan untuk ngeband bareng. Matt langsung merekomendasikan nama Oli, untuk jadi vokalis.
“kami akhirnya setuju untuk masukin Oli, ke band kami. Soalnya, pas pertama kali nge-jam, kami terpukau banget dengan screaming Oli”, ujar Lee.
Nggak berapa lama. Matt Kean pun bergabung sebagai bassis. Awalnya, pertemuan Matt Kean dengan Oli termasuk konyol. Saat itu, Oli dan Matt Nichols lagi ada di sebuah bis dari London ke Sheffild. Matt Kean juga ada di bis yang sama. Oli pun ngajak Matt Kean untuk ngobrol. Obrolannya nggak jauh-jauh. Pastinya seputar musik.
“dan setelah ngobrol2, kami merasa nyambung untuk urusan musik. Mereka akhirnya mengundang saya untuk coba2 latihan bareng. Selanjutnya, saya diterima masuk band mereka, dan kami ngeband bareng mulai dari situ”, ujar Matt Kean.
Nama Bring Me The Horizon diambil dari kalimat yang diucapkan karakter Jack Sparrow, dalam film Pirates Of Caribbean. Perjalanan bermusik mereka termasuk hebat. Baru terbentuk tahun 2004, sampai sekarang mereka udah mulai merilis sekitar 3 buah album dan 1 mini album….
Mereka bergabung dengan Visible Noise, namun sebenarnya mereka bergabung dengan Thirty Days of Night Records dan mereka adalah band pertama yang bergabung dengan label tersebut.
Mereka juga bergabung dengan Epitaph Records di Amerika Serikat dan Shock Records di Australia.
Mereka merilis debut album mereka, Count Your Blessings pada Oktober 2006 di UK dan Agustus 2007 di Amerika Serikat.
Kemudian mereka melakukan tour bersama band-band terkenal seperti Lostprophets, Killswitch Engage dan The Haunted.
Di bulan Maret dan April 2007 mereka melakukan tour di UK bersama I Killed the Prom Queen, band yang akhirnya bubar dan mantar gitarisnya akhirnya bergabung secara permanen bersama BMTH.
Mereka juga bermain untuk Download Festival 2007.
Mereka juga melakukan tour di Amerika Utara, termasuk bersama bintang tamu, Travis McCoy (Gym Clss Heroes) pada 6 Agustus.
McCoy bersama Oli melantunkan Diamonds Aren’t Forever.
Pada November 2007 mereka melakukan tour ke Australia dalam tour yang bertajuk Gigantour.
Mereka juga kembali lagi ke Australia pada Mei hingga Juni 2008 dalam konser terakhir I Killed the Prom Queen.
Bring Me The Horizon telah menulis dan merekam album kedua mereka di awal tahun 2008.
Mereka melakukan rekaman di Swedia bersama Fredrik Nordstorm, yang pernah bekerja sama dengan At the Gates, Arch Enemy dan Dimmu Borgir.
Album dirilis pada 29 September 2008.
Album Suicide Season ini memang berbeda dengan album sebelumnya karena lebih mengarah pada musik metalcore.
Irama album tersebut hampir sama dengan album EP mereka, This Is What the Edge of Your Seat Was Made For.
Kemudian band ini menjadi sangat populer di Amerika Serikat dan tampil dalam Warped tour 2008.
Bring Me The Horizon juga tampil bersama Mindless Self Indulgence, Black Tide, In Case of Fire dan Dir en Grey dalam Kerrang! dan Relentless UK Tour 2009.
Mereka juga bergabung bersama Thursday, Cancer Bats, Four Year Strong dan Pierce the Veil dalam Taste of Chaos 2009 tour Amerika Utara.
Diumumkan pada tanggal 27 Agustus 2009 bahwa Bring Me The Horizon akan merilis remixed-version dari Suicide Season yang diberi titel Suicide Season : Cut Up! pada 2 November 2009 di UK.
Dalam interview bersama Rock Sound, Oliver Sykes menyatakan bahwa ide untuk merilis ulang datang ketika Ia meminta pendapat kepada temannya apabila Ia me-remix salah satu lagu.
Kemudian temannya tersebut sangat senang dengan hasil remix tersebut dan akhirnya tercetus ide untuk me-remix seluruh lagu.
Beberapa musisi yang ikut andil dalam album ini antara lain Ben Weinman dari The Dillinger Escape Plan, Sonny Moore, Ian Watkins dari Lostprophets, Utah Saints dan Shawn Crahan dari Slipknot.
Oliver Sykes juga mengungkapkan bahwa tidak ada lagu yang mirip seperti aslinya.
Lagu-lagu tersebut terdengar lebih beragam dengan sentuhan Hip-hop, elektro dan drum bass.
Pada Maret 2009, gitaris Curtis Ward meninggalkan band.
Terdapat beberapa alasan mengapa Ia meninggalkan band.
Seperti yang diungkapkan sang bassis, Matt Kean, ‘Ia tampak tidak menikmati pekerjaannya’ dan Ia juga menyebutkan ‘ini tentang komitmen’.
Pada Mei 2009, Jona Weinhofen (mantan anggota I Killed the Prom Queen dan Bleeding Through) bergabung untuk sementara demi menggantikan posisi yang ditinggalkan Curtis.
Meskipun begitu, keadaan mengisyaratkan bahwa Weinhofen bergabung dengan Bring Me The Horizon.
Kehadiran Weinhofen membawa semangat baru dalam band ini.
Media luar negeri juga banyak menyebutkan bahwa Weinhofen membuat penampilan band ini ‘so much better an refreshing’.
Dalam interview bersama Kerrang! Magazine, menunjukkan bahwa Bring Me The Horizon akan segera menulis lanjutan dari Suicide Season dalam musim panas 2009.
Mereka menuju ke Studio Fredman bersama produser Fredrik Nordstorm pada Maret 2010 hingga pertengahan April lalu dan rencananya akan selesai dan rilis pada Agustus 2010 ini.
Kontroversi :
Band ini bukan hanya terkenal dengan musikalitas mereka, namun juga skandal, kasus dan berbagai macam kontroversi lainnya.
Yang pertama mungkin adalah ketika sang vokalis, Oliver Sykes dituduh telah (maaf) kencing dan melakukan tindakan tidak senonoh terhadap seorang fans wanitanya setelah konser di Nottingham Rock City.
Diduga Hal tersebut dilakukan karena sebelumnya Oliver Sykes berniat untuk melakukan pelecehan seksual terhadap wanita tersebut dan wanita tersebut menolaknya.
Namun akhirnya Sykes didakwa karena telah mengencingi wanita tersebut, dan bukan karena pelecehan seksual yang dilakukan.
Dan dalam majalah musik online, Drowned in Sound, menyatakan bahwa Bring Me The Horizon telah diblacklist dari Nottingham Rock City.
Namun label mereka, Visible Noise menampik rumor tersebut dan menyatakan bahwa Bring Me The Horizon tetap tampil dalam Nottingham Rock City pada 1 Desember 2007.
Pada 13 April, Sykes memenuhi panggilan ke Pengadilan Nottingham untuk menanggapi tuduhan yang menimpa dirinya.
Kemudian persidangan ditunda hingga 3 Mei 2007 untuk menanggapi bahwa dirinya tidak bersalah.
Namun persidangan ditunda kembali hingga 17 September.
Namun karena tidak ada bukti yang cukup untuk menghukum Sykes, maka Ia dinyatakan tidak bersalah.
Kemudian dalam salah satu lagu di album Suicide Season, ‘No Need for Introductions, I’ve Read About Girls Like You on the Backs of Toilet Doors’, menyiratkan kekesalan Sykes terhadap kejadian yang menimpanya.
Di tengah lagu terdapat lirik yang berbunyi, and after everything you put me through, I should’ve fucking pissed on you.”
Kasus yang kedua adalah perkelahian antara Oliver Sykes dengan vokalis Architects, Sam Carter, yang terekam dalam sebuah event di Kalshure, Jerman.
Dalam video tersebut terlihat bahwa Sam Carter melakukan kekerasan fisik terhadap Sykes.
Video tersebut akhirnya diupload ke Youtube dan menuai banyak kekesalan dari fans BMTH.
Namun Sam segera menampik isu tersebut dan menyatakan bahwa Ia dan Sykes adalah sahabat, bahkan mereka berbagi bus selama perjalanan.
Begitu juga Sykes yang menyatakan bahwa video tersebut adalah keisengan mereka, karena mereka merasa bosan dalam tour mereka.
Dan Sykes meminta maaf apabila terdapat banyak isu miring akibat video tersebut.
Dan semuanya dapat berjalan kembali normal.
Discography Album
- Count Your Blessings (2006)
- Suicide Season (2008)
- Tiwteoyswmf (2010)
Bring Me The Horizon Members :
- Oliver Scott Sykes – 20th November 1986 (Vocal)
- Lee Malia – 4th June 1987 (Lead Guitar)
- Jona Weinhofen – 1st January 1983 (Rhythm Guitar)
- Matt Kean – 2nd June 1985 (Bass Guitar)
- Matt Nicholls – 22nd March 1986 (Drum)
Past Members :
- Curtis Ward – 26th June 1987 (Rhythm Guitar)

History of Killing Me Inside

Tak banyak yang tahu kalau Band Killing Me Inside (Killms) yang saat ini beranggotakan  Onadio Leonardo (Vokal),  Josaphat Klemens (Guitar), Rudy Nugraha Putra (Keyboards/Back Voc), Angga Tetsuya (Bass), dan Putra Pra Ramadhan (Drum). Merupakan band yang terbentuk pada awal 2006 dengan personilnya, yaitu : Sansan Choa sebagai vokalis, Onadio Leonardo sebagai bassist, Rendy pada Drum dan Raka Cyril Damar dan Josaphat Klemens sebagai Guitarist. Mereka bergenre Screamo dan Modern Rock Alternative atau yang biasa juga disebut Emo. Band asal Jakarta ini memiliki grup fans yang diberi nama Killimstreetteam. Grups fans itu sudah tersebar begitu luas di Indonesia.


  

Killimstreetteam sudah tersebar begitu luas di Indonesia

Semuanya bermula lewat panggung-panggung underground. Dari situ Killing Me Inside berkembang menjadi sebuah band yang memberikan warna baru di scene underground Jakarta. Musik dan fashion, kedua hal tersebut menjadi patokan mereka yang saling memberikan dukungan. Dan bagi mereka pribadi, banyak yang mereka dapatkan dari panggung-panggung kecil, tidak hanya soal jam terbang, tetapi juga pendewasaan dari dalam diri.


Namun pada pertengahan 2008 terjadi perpecahan pada band mereka, dimana Raka sang gitaris terpaksa mengundurkan diri untuk bergabung dengan band lain (Vierra) karena beberapa alasan. Raka mengumumkan kepergiannya melalui situs MySpace mereka:
 
“ Dear friends of Killing Me Inside...

Pertama-tama gue ingin ngucapin makasih banyak sama elo semua yang udah ngesupport kita. Gue (Raka) mewakili pihak Killing Me Inside, merasa beruntung banget bisa ngebangun dan memajukan band impian gue sampe kayak gini. Ini semua tentunya juga karena hasil kerja keras kita dan dukungan dari elo semua. Tapi, gue pada kali ini mau ngejelasin kalo gue harus mengundurkan diri dari band ini karena adanya bentrok antara 2 band yaitu Killing Me Inside dan Vierra. Kedua band ini akan menjalankan kontrak dimana suatu pihak tidak membolehkan playernya untuk mempunyai lebih dari 1 band. Saat ini gue berada di posisi yang bagi gue hasil akhirnya sama skali bukan apa yang gua inginkan, dimana gue diharuskan untuk memilih Vierra yang disebabkan oleh "suatu faktor keluarga" yang sama sekali gak bisa gue tolak. Dan pada hari ini (18-05-2008) gue resmi mengundurkan diri dari Killing Me Inside. Makasih banget buat elo semua yang udah support kita, dan buat Killing Me Inside : "maaf bgt bgt, lo semua tau ini sama skali bukan kemauan gua". Makasih banyak, sukses buat kalian, gue bangga bisa maen ama elo semua…dan please inget kata2 gua "gue hanya putus hubungan kerja ama elo semua,, bkn hubungan sebagai teman".

Sekali lagi makasih, lo smua udah ngertiin posisi gua, dan gue pun juga menerima keputusan elo semua yang tadi, thx...

-Raka Cyril Damar[3]
Kemudian memasuki 2009, setelah beberapa kali manggung dan melakukan tour, Sansan (Vokalis) dan Rendy (Drummer) meninggalkan Killing Me Inside dan juga karena beberapa alasan. Sansan sebagai vokalis keluar karena memang pilihannya dia sendiri untuk keluar (sekarang di Pee Wee Gaskins) dan Rendy sang Drummer mengundurkan diri karena sibuk kuliah untuk rencana jangka panjangnya demi masa depan.
Akan tetapi, dengan semangat baru, Onad dan Josaphat berhasil menemukan pengganti personil mereka yang mengundurkan diri. Davi dan Agung kini bergabung bersama Killing Me Inside sebagai personel baru. Davi pada Drum dan Agung pada Bass.

 
Tetapi tidak lama kemudian Agung sang Bassist Keluar dari band Killing Me Inside ini. Dan pada akhirnya Band ini terdiri dari 3 orang personil seperti saat ini.


Album

  • Pada tahun 2009, band ini merilis sebuah album yaitu “A Fresh Start For Something New”   yang hitsnya lagunya yaitu The Tormented di bawah label Fast Youth Record. Selain itu mereka juga membuat lagu untuk original soundtrack (ost) film layar lebar Air Terjun Pengantin, berjudul "Tanpa Dirimu


  • Pada Agustus 2010, Killing Me Inside merilis album self-titled. Mereka merilis album ini melalui Royal Prima Musikindo Records. Album ini merupakan album pertama mereka sejak formasi mereka berubah. Lima dari sepuluh track pada album ini merupakan lagu-lagu yang direkam ulang dari album pertama mereka. Di album ini juga terdapat 3 lagu baru yang menggunakan lirik bahasa Indonesia dan digarap tanpa adanya vokal scream. Di antara ketiga lagu tersebut, salah satunya adalah lagu "Biarlah" yang menjadi single pertama mereka. "Biarlah" diterima secara positif oleh masyarakat umum. Tetapi respon sebaliknya ditunjukkan oleh fans awal mereka. Fans-fans awal mereka justru kecewa dengan perubahan genre yang drastis dari Killing Me Inside. 
  •     Di bulan September 2012 Killing Me Inside kembali menluncurkan album barunya yang bertajuk “OneReason”. Ada 9 daftar judul lagi pada album ini, tentunya berbeda dengan album sebelumnya yang kebanyakan pakek bahasa inggris, kali ini genre musiknya pun juga bervariasi. Ada 3 lagu yang mengusung vokal scream, ada pula lagu yang cocok buat pengantar tidur...
             Track Lagu:
             -  Jangan Pergi
             -  Percaya Padaku
             -  Never go back
             -  Untukmu
             -  For one last time
             -  You don’t know my name
             -  Melangkah
             -  Menyesal
                -  Dua Hati